Senin, 17 Juni 2013

Cerita Santri

                                                                      IMPIAN ITU HILANG

Karya Pena: Rabiatul Fauzi Umri
Langit membendung,namun hujan tak kunjung turun.Dera merenung seraya berdiri di samping jendela sambil melihat ke arah langit yang menghitam.”Ouh!”Jerit Dera kesakitan,dera pun berpindah tempat menuju kamarnya.”Huh,bagaimana cara mengungkapkannya pada ibu.”Fikir Dera sambil merebahkan badannya ke atas kasur yang sudah mulai menipis.Tak terasa karena kelelahan Derapun tertidur.
Keesokan harinya”ouh..hah?sudah jam tujuh pagi?aku telat shalat shubuh lagi!.”kata Dera sambil berlari menuju kamar mandi untuk berwudhu.ketika shalat derapun kesakitan karena penyakit yang diderita kambuh kembali.Setelah shalat dia langsung membaringkan badannya keatas tempat tidurnya kembali .
Dera termasuk keluarga yang kurang mampu,itu sebabnya dia segan memberitahukan orang tuanya tentang penyakit yang ia deritanya itu.walau saat ini ia hanyalah seorang mahasiswi,akan tetapi cita-citanya sangatlah mulia,yaitu ingin menjadi seorang dokter spesialis ginjal,ia bertekad ketika saudara perempuannya meninggal dikarenakan penyakit gagal ginjal yang diderita.
Dera tidak tahu pasti tentang penyakit yang dideritanya,yang ia tahu penyakitnya itu berasal dari perutnya.suatu ketika ia berjumpa dengan sahabat SMA nya,disudut pembicaraannya dera meminta tolong kepada temannya.”ri,ri aku boleh minta bantu gak?”tanya dera agak segan.”bantu apa ra?”jawab Tari.”kalau kamu punya aku ingin meminjam uang padamu.”kata Dera.”loh,tumben kamu seriusan,memangnya berapa uang yang kamu butuhkan?dan ngomong-ngomong buat apa uangnya?”tanya Tari perlahan.akan tetapi Dera tetap merahasiakan apa yang ia derita tersebut.”insya Allah akan aku pergunakan untuk mengecek mata ke dokter,dan jika ada tolong pinjamkan aku lima ratus ribu saja.”kata Dera.”iya,ini uangnya.”kata Tari sambil menyungging senyum.”Alhamdulillah,terima kasih ya sobat.”kata Dera membalas senyumnya.

Setelah perjumpaan itu dera pun bergegas menjumpai dokter,untuk konsultasi kesehatan.setibanya disana,”Assalamualaikum...”kataku seraya mengetuk pintu ruang poli umum.”wa’alaikum salam...masuk dek.”jawab seorang dokter.apa yang dapat saya bantu?.tanya dokter tersebut.”tolong periksa penyakit yang saya derita dok.”kataku lugas.”maaf dek...sebelumnya apakah ada keluhan tentang sakit yang adek derita?.tanya dokter tersebut.”hanya sakit perut yang sangat sakit”.kataku.”okeh mari kita keruang pemeriksaan.”kata dokter tersebut.setibanya disana Dera pun diperintahkan untuk berbaring.tuntuk berbincang-bincang sejenak mengenai hasil pemeriksaan. 

Detik berganti detik,akhirnya merekapun berbincang.”dek..saya harap adek jangan terkejut yah,dengarkan kata perkata dengan hati yang sejuk,dan tawakal kepada Allah SWT.Dera pun semakin penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan oleh dokter tersebut.”ayolah dok...to the point aja.”kata dera membujuk.”kamu terserang penyakit,yang penyakit itu jika tidak diangkat maka perutmu akan membesar.”kata dokter tersebut.mendengar kata tersebut Dera pun bertetiak histeris,”oh...tidak mungkin...tidak mungkin ini bisa terjadi.”teriak Dera.dokterpun mencoba untuk menenangkan Dera,dan Dera pun tenang dan segera pulang ke rumah.
Setibanya dirumah,”dera...dari mana saja kamu?”tanya ayah.”Aku dari rumah temen ayah...aku capek,pingin istirahat.”jawab Dera.”em...yasudah itirahat sana.”kata ayah.
Untuk menyembunyikan penyakitnya itu,Dera kabur dari rumah dan mencari tempat yang aman yang tak seorangpun dapat menemuinya.akan tetapi ia tinggal bersama nenek tua didalam hutan.Dan nenek tersebutlah yang merawat Dera.
Detik waktu terus berlalu,bulan pun sudah dalam hitungan kelima,perut Dera semakin besar layaknya seorang ibu yang sedang mengandung janinnya.Dera kehilangan akal untuk menyembunyikan penyakitnya,toh pengangkatan penyakit itu tidaklah sedikit biayanya.hanya bermodalkan kesabaran dalam menghadapi sisa umurnya.
Orang tuanya sampai kebingungan dalam mencari anaknya tersebut.
Hingga suatu ketika,Dera keluar rumah dikarenakan ia bosan didalam terus.Di tenagah perjalannya tersebut,mereka berjumpa,ayah bersama ibunya hampir tidak mengenali Dera.Dera berusaha kabur,akan tetapi ayah mengejarnya,ayah dan ibunya terkejut dengan kondisi Dera saat ini,mereka menyangka Dera telah melakukan suatu perbuatan yang diharamkan dalam islam.”dera,apa yang terjadi denganmu?”tanya ayahnya dengan emosi yang membara.tanpa menunggu jawaban dari Dera,akhirnya ayahnya pun menampar pipi Dera.”Anak kurang ajar!kamu kabur dari rumah dan sekarang begini!!!”bentak ayahnya.
Tak tahan menahan makian ayahnya Derapun berlari meninggalkan ayah dan ibunya.sedangkan ibunya tidak sanggup melihat Dera diperlakukan kasar oleh ayahnya,tiba-tiba penyakit jantung ibunya pun kambuh.”ayah...bicarakan baik-baik apa yang sebenarnya terjadi dengan Dera,dia anak kita satu-satunya,maka jagalah ia...”kata ibunya sambil menangis.”maafkan aku,aku akan mencarinya kembali,dan meminta maaf padanya.”kata ayahnya kepada ibu Dera.lalu ayah Derapun menelepon ambulance untuk membawa ibunya kerumah sakit,sedangkan ayah kembali mencari Dera.
Setelah kelelahan mencari Dera,ayah pun memutuskan untuk kembali dan beristirahat dirumah.ketika itu ayah menuju kamar Dera,tiba-tiba ia menemukan selembar yang bertuliskan,”Ayah...ibu...penyakit ini telah lama aku derita,sebelumnya dokter berkata bahwa penyakit ini dapat diangkat akan tetapi membutuhkan biaya yang tidak sedikit,dan jika tidak diangkat,akibatnya perut akan membesar dan sepertinya aku akan kehilangan impianku menjadi seorang dokter spesialis ginjal.Aku tak ingin menyusahkan semuanya,maka dari itu aku pergi dari rumah,maafkan aku ibu...ayah...aku mencintai kalian.”
Setelah membaca surat tersebut ayah Dera menangis histeris dan menyesali perbuatannya.lalu ia mencari Dera tanpa istirahat walau hanya sejenak.Ditengah perjalanan ayahnya berjumpa dengan seorang nenek yang merawatnya.nenek itu bertanya,”hendak kemana tujuan bapak?”tanya nenek.”aku ingin menjumpai anakku,dan ingin meminta maaf kepadanya.”kata ayah Dera.”boleh aku tahu ciri-ciri anakmu?”tanya nenek lagi.”saat ini perutnya membesar dikarenakan penyakit.”jawab ayah Dera.”kalau begitu ikut aku.”kata nenek tersebut.
Tak lama setelah perjalanan,mereka pun tiba.”masuklah,dia ada didalam.”kata nenek.”dera..”panggil ayahnya.Derapun ketakutan,”kau tak perlu takut,ayah sudah tahu semuanya nak,ayo ikut ayah pulang dan menjenguk ibu dirumah sakit.”bujuk ayahnya.mendengar bujukan tersebut dera kembali tersenyum dan memeluk ayahnya.Akhirnya mereka pulang dan hidup bahagia sampai Dera tiada lagi.


Ebook: Yang Fana Adalah Waktu (Trilogi Hujan Bulan Juni #3)

Sinopsis Yang Fana Adalah Waktu (Trilogi Hujan Bulan Juni #3) Ketika sebuah kisah mendekati akhir, ada saja kisah baru yang muncul mengganti...