Karya Pena:
Rabiatul Fauzi Umri
Langit membendung,namun hujan tak kunjung
turun.Dera merenung seraya berdiri di samping jendela sambil melihat ke arah
langit yang menghitam.”Ouh!”Jerit Dera kesakitan,dera pun berpindah tempat
menuju kamarnya.”Huh,bagaimana cara mengungkapkannya pada ibu.”Fikir Dera
sambil merebahkan badannya ke atas kasur yang sudah mulai menipis.Tak terasa
karena kelelahan Derapun tertidur.
Keesokan harinya”ouh..hah?sudah jam tujuh
pagi?aku telat shalat shubuh lagi!.”kata Dera sambil berlari menuju kamar mandi
untuk berwudhu.ketika shalat derapun kesakitan karena penyakit yang diderita
kambuh kembali.Setelah shalat dia langsung membaringkan badannya keatas tempat
tidurnya kembali .
Dera termasuk keluarga yang kurang mampu,itu
sebabnya dia segan memberitahukan orang tuanya tentang penyakit yang ia
deritanya itu.walau saat ini ia hanyalah seorang mahasiswi,akan tetapi cita-citanya
sangatlah mulia,yaitu ingin menjadi seorang dokter spesialis ginjal,ia bertekad
ketika saudara perempuannya meninggal dikarenakan penyakit gagal ginjal yang
diderita.
Dera tidak tahu pasti tentang penyakit yang
dideritanya,yang ia tahu penyakitnya itu berasal dari perutnya.suatu ketika ia
berjumpa dengan sahabat SMA nya,disudut pembicaraannya dera meminta tolong
kepada temannya.”ri,ri aku boleh minta bantu gak?”tanya dera agak segan.”bantu
apa ra?”jawab Tari.”kalau kamu punya aku ingin meminjam uang padamu.”kata
Dera.”loh,tumben kamu seriusan,memangnya berapa uang yang kamu butuhkan?dan
ngomong-ngomong buat apa uangnya?”tanya Tari perlahan.akan tetapi Dera tetap
merahasiakan apa yang ia derita tersebut.”insya Allah akan aku pergunakan untuk
mengecek mata ke dokter,dan jika ada tolong pinjamkan aku lima ratus ribu
saja.”kata Dera.”iya,ini uangnya.”kata Tari sambil menyungging
senyum.”Alhamdulillah,terima kasih ya sobat.”kata Dera membalas senyumnya.
Setelah perjumpaan itu dera pun bergegas menjumpai dokter,untuk konsultasi kesehatan.setibanya disana,”Assalamualaikum...”kataku seraya mengetuk pintu ruang poli umum.”wa’alaikum salam...masuk dek.”jawab seorang dokter.apa yang dapat saya bantu?.tanya dokter tersebut.”tolong periksa penyakit yang saya derita dok.”kataku lugas.”maaf dek...sebelumnya apakah ada keluhan tentang sakit yang adek derita?.tanya dokter tersebut.”hanya sakit perut yang sangat sakit”.kataku.”okeh mari kita keruang pemeriksaan.”kata dokter tersebut.setibanya disana Dera pun diperintahkan untuk berbaring.tuntuk berbincang-bincang sejenak mengenai hasil pemeriksaan.
Detik berganti detik,akhirnya merekapun
berbincang.”dek..saya harap adek jangan terkejut yah,dengarkan kata perkata
dengan hati yang sejuk,dan tawakal kepada Allah SWT.Dera pun semakin penasaran
dengan apa yang ingin dibicarakan oleh dokter tersebut.”ayolah dok...to the
point aja.”kata dera membujuk.”kamu terserang penyakit,yang penyakit itu jika
tidak diangkat maka perutmu akan membesar.”kata dokter tersebut.mendengar kata
tersebut Dera pun bertetiak histeris,”oh...tidak mungkin...tidak mungkin ini
bisa terjadi.”teriak Dera.dokterpun mencoba untuk menenangkan Dera,dan Dera pun
tenang dan segera pulang ke rumah.
Setibanya dirumah,”dera...dari mana saja
kamu?”tanya ayah.”Aku dari rumah temen ayah...aku capek,pingin istirahat.”jawab
Dera.”em...yasudah itirahat sana.”kata ayah.
Untuk menyembunyikan penyakitnya itu,Dera
kabur dari rumah dan mencari tempat yang aman yang tak seorangpun dapat
menemuinya.akan tetapi ia tinggal bersama nenek tua didalam hutan.Dan nenek
tersebutlah yang merawat Dera.
Detik waktu terus berlalu,bulan pun sudah
dalam hitungan kelima,perut Dera semakin besar layaknya seorang ibu yang sedang
mengandung janinnya.Dera kehilangan akal untuk menyembunyikan penyakitnya,toh
pengangkatan penyakit itu tidaklah sedikit biayanya.hanya bermodalkan kesabaran
dalam menghadapi sisa umurnya.
Orang tuanya sampai kebingungan dalam mencari
anaknya tersebut.
Hingga suatu ketika,Dera keluar rumah
dikarenakan ia bosan didalam terus.Di tenagah perjalannya tersebut,mereka
berjumpa,ayah bersama ibunya hampir tidak mengenali Dera.Dera berusaha
kabur,akan tetapi ayah mengejarnya,ayah dan ibunya terkejut dengan kondisi Dera
saat ini,mereka menyangka Dera telah melakukan suatu perbuatan yang diharamkan
dalam islam.”dera,apa yang terjadi denganmu?”tanya ayahnya dengan emosi yang
membara.tanpa menunggu jawaban dari Dera,akhirnya ayahnya pun menampar pipi
Dera.”Anak kurang ajar!kamu kabur dari rumah dan sekarang begini!!!”bentak
ayahnya.
Tak tahan menahan makian ayahnya Derapun
berlari meninggalkan ayah dan ibunya.sedangkan ibunya tidak sanggup melihat
Dera diperlakukan kasar oleh ayahnya,tiba-tiba penyakit jantung ibunya pun
kambuh.”ayah...bicarakan baik-baik apa yang sebenarnya terjadi dengan Dera,dia
anak kita satu-satunya,maka jagalah ia...”kata ibunya sambil menangis.”maafkan
aku,aku akan mencarinya kembali,dan meminta maaf padanya.”kata ayahnya kepada
ibu Dera.lalu ayah Derapun menelepon ambulance untuk membawa ibunya kerumah
sakit,sedangkan ayah kembali mencari Dera.
Setelah kelelahan mencari Dera,ayah pun
memutuskan untuk kembali dan beristirahat dirumah.ketika itu ayah menuju kamar
Dera,tiba-tiba ia menemukan selembar yang bertuliskan,”Ayah...ibu...penyakit
ini telah lama aku derita,sebelumnya dokter berkata bahwa penyakit ini dapat
diangkat akan tetapi membutuhkan biaya yang tidak sedikit,dan jika tidak
diangkat,akibatnya perut akan membesar dan sepertinya aku akan kehilangan
impianku menjadi seorang dokter spesialis ginjal.Aku tak ingin menyusahkan
semuanya,maka dari itu aku pergi dari rumah,maafkan aku ibu...ayah...aku
mencintai kalian.”
Setelah membaca surat tersebut ayah Dera
menangis histeris dan menyesali perbuatannya.lalu ia mencari Dera tanpa
istirahat walau hanya sejenak.Ditengah perjalanan ayahnya berjumpa dengan
seorang nenek yang merawatnya.nenek itu bertanya,”hendak kemana tujuan
bapak?”tanya nenek.”aku ingin menjumpai anakku,dan ingin meminta maaf
kepadanya.”kata ayah Dera.”boleh aku tahu ciri-ciri anakmu?”tanya nenek lagi.”saat
ini perutnya membesar dikarenakan penyakit.”jawab ayah Dera.”kalau begitu ikut
aku.”kata nenek tersebut.
Tak lama setelah perjalanan,mereka pun
tiba.”masuklah,dia ada didalam.”kata nenek.”dera..”panggil ayahnya.Derapun
ketakutan,”kau tak perlu takut,ayah sudah tahu semuanya nak,ayo ikut ayah
pulang dan menjenguk ibu dirumah sakit.”bujuk ayahnya.mendengar bujukan
tersebut dera kembali tersenyum dan memeluk ayahnya.Akhirnya mereka pulang dan
hidup bahagia sampai Dera tiada lagi.