Senin, 25 Agustus 2014

Akui Salah Tak Bermasalah


                Ust.Abagus, Pembina Organisasi Santri Darul Ihsan, mengadakan rapat dengan seluruh bagian OSDI. Semua pengurus telah hadir, kecuali mr.Auto, seorang pengurus bagian bahasa. Ia tentu saja sangat kecewa karena meskipun merupakan pengurus baru, mr.Auto begitu menarik simpatinya.
                Akhirnya, walaupun mr.Auto belum dating Ust.Abagus tetap memulai rapat. Sekitar sepuluh menit setelah pertemuan tersebut dimulai, mr.Auto yang terlambat berjalan dengan derap langkah normal dan hanya mengatakan, “Assalamu’alaikum…..” kepada semua yang datang lebih dulu. Dia dengan amat tenang menduduki kursinya.
                Saya dapat mengatakan dari wajah rekan-rekannya bahwa mereka berpikir, “Baiklah, apa alas an-nya?” Rapat tersebut terus berlanjut, dan mr.Auto mengikuti dengan penuh percaya diri seakan-akan ia adalah orang yang pertama datang.
                Sepuluh menit kemudian,, mr.Auto mengajukan pertanyaan. Ia mendahului pertanyaannya dengan, “Mungkin ini sudah dijawab pada awal rapat, tapi saya telah melewatkannya. Saat saya hendak pergi rapat ini suhu tubuh Fathurrahman mencapai tiga puluh drajat celsius, dan saya harus menunggu Ust.Rizal datang untuk membawanya ke dokter.” Ia kemudian melanjutkan pertanyaannya tanpa jeda.
                Setelah mr.Auto mengajukan pertanyaan dengan didahului mengungkapkan alasan keterlambatannya, tiba-tiba terlihat dari wajah setiap orang bahwa mereka tidak hanya merasa simpati, namun juga semakin menghargainya. KENAPA???  Karena mr.Auto tidak masuk ruang rapat dengan ekspresi wajah yang khawatir dengan mengungkapkan alasannya.
                Setelah rapat selesai, beberapa rekannya yang suportif, termasuk Ust.Abagus, datang ke ruangannya untuk bertanya bagaimana keadaan Fathurrahman . Sikap mr.Auto yang tidak ragu ketika mengungkapkan keterlambatannya membuat setiap orang terkesan.
                Tentu saja Ia tak dapat meninggalkan Fathurrahman yang sedang sakit sendirian untuk pergi ke rapat, dan sikapnya yang tidak meminta maaf dengan berlebihan menunjukkan bahwa Ia adalah orang yang tepat membuat keputusan. Ia terbiasa untuk membuat keputusan dan tidak bimbang mengenainya. Mungkin yang lebih penting dari penundaan permintaan maaf Mr.Auto adalah sikap itu membuat jelas bahwa yang lain tidak membuatnya terintimidasi, meskipun Ia adalah “bukan siapa-siapa lagi dalam OSDI”.

                Menunjukkan kepercayaan diri dalam pilihan Anda dan tidak terlalu merasa khawatir mengenai apa yang dipikirkan orang lain mengenai Anda adalah dua sifat penting dalam organisasi. Jadi, ketahuilah saat yang tepat ketika Anda harus mengatakan atau tidak mengatakan “Saya mohon maaf.”
Para pria sering berpendapat bahwa mengungkapkan tiga kata sepele itu adalah pengakuan dari rasa bersalah. Para wanita beranggapan bahwa itu merupakan sebuah cara mengagumkan untuk mengendalikan keadaan. Intinya: -: Berhati-hatilah kepada siapa Anda berbicara pada tiap situasi.



Ebook: Yang Fana Adalah Waktu (Trilogi Hujan Bulan Juni #3)

Sinopsis Yang Fana Adalah Waktu (Trilogi Hujan Bulan Juni #3) Ketika sebuah kisah mendekati akhir, ada saja kisah baru yang muncul mengganti...