Rasa-rasanya nggak ada deh orang
yang nggak mau dicintai. Saya yakin kita semua pengen dicintai. Karena
ketika dicintai seseorang, insya Allah akan tumbuh rasa percaya diri.
Cinta juga akan memberikan rasa pasti dalam diri kita bahwa kita diakui
sekaligus dihargai. Nggak kebayang banget kan kalo kita dimusuhin temen.
Percaya diri kita bakalan drop banget. Mau ketemu orang tersebut jadi
minder, dan mungkin malah takut. Terus, jelas aja kalo kita dimusuhi
berarti nggak diterima oleh teman kita itu. Artinya, kita nggak diakui
dan dihargai. Wuih, merana banget euy!
Sobat muda muslim, ngomongin
cinta di bulan Ramadhan ini, tentunya yang kepikiran sama kita adalah,
bagaimana meraih cinta Allah di bulan yang penuh berkah ini. Iya kan?
Saya ingin memfokuskan pembahasannya ke sini. Karena di bulan Ramadhan
ini, Allah Ta�ala benar-benar obral pahala. Dia memberikan cintaNya
kepada kita semua, yang insya Allah adalah orang-orang yang beriman,
dengan beragam kesempatan untuk mengumpulkan pahala di bulan yang penuh
rahmat dan ampunan ini. Itu sebabnya, aneh banget deh kalo kita nggak
berusaha meraih cintaNya itu.
Jujur saja, jika kita ingin
meraih cinta dari teman kita, katakanlah yang lawan jenis. Pasti kita
akan memoles segala apa yang kita miliki agar bisa dilihat oleh orang
yang diharapkan bisa memberikan cintanya kepada kita. Abis-abisan kita
dandan, dan jor-joran banget tampil sesempurna mungkin untuk meraih
cintanya. Cinta yang akan membuat kita merasa percaya diri, diakui, dan
sekaligus dihargai.
Beragam lagu tentang cinta antar
lawan jenis saja bukan hanya begitu indah didengar, tapi juga
dirasakan. Gimana nggak, banyak pencipta lagu cinta yang memasukkan
emosinya ketika membuat lagu. Sehingga tak terasa sudah mencengkeram
emosi kita sejak pertama kali mendengarkan lagu cinta itu.
Maka, jika Radja bersenandung,
"Aku tak ingin melupakanmu, aku tak ingin meninggalkanmu…" dalam salah
satu lagu cintanya, yang kepikiran sama kita adalah bagaimana perasaan
seseorang yang sedang jatuh cinta itu nggak mau terpisah sedetik pun
dari sang kekasih pujaan hatinya. Bahkan bila mungkin akan terus
menyalakan sinyal cintanya, agar amplitudo gelombang hati masing-masing
saling berinterfensi.
Nah, jika di Ramadhan ini kita ingin meraih cinta dari Allah SWT, maka seharusnya dan mungkin lebih dari apa yang disenandungkan Radja dalam lagunya tersebut. Tentu kita ingin banget meraih ridha Allah en ngedapetin cintaNya di bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Itu sebabnya, amat wajar jika kita berusaha memperbaiki diri kita. Pikiran dan perasaan kita difokuskan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan Allah SWT. Perbuatan yang bisa mendapatkan ridha dan cintaNya. Betul nggak sih?
Jangan sampe deh, kita �pinter
kodek� alias pengen enak sendiri. Iya, kita pengen dapetin cinta dari
Allah SWT, tapi kita sama sekali ogah ngelakuin apa yang Allah
perintahkan. Gimana bakalan bisa ngeraih cintanya. Itu sama saja dengan
niat kita ingin ditaksir orang yang kita idamkan, tapi kita nggak
berusaha menampilkan diri kita agar bisa dilirik oleh orang yang kita
harapkan akan memberikan cinta kepada kita. Mimpi kali yee?
Sobat muda muslim, rasanya
pantes banget deh kalo kita mati-matian berusaha untuk ngedapetin
cintaNya di bulan yang terbaik dari bulan-bulan lainnya dalam kalender
hijriah ini. Sayang banget kan kita lewati begitu saja bulan penuh bonus
pahala ini. Kita yakin banget deh, jika memang kita nyadar, pasti
bakalan ngerahin segala daya dan upaya biar kita bisa dapetin kesempatan
meraih pahala yang udah disebar karena cinta Allah SWT. kepada kita.
Iya nggak seh?
Dalam sebuah hadits disebutkan
bahwa Allah akan membukakan pintu-pintu surga dan menutup pintu neraka.
Itu artinya, Allah memberi kesempatan kepada kita untuk berbuat lebih
banyak dalam mengumpulkan pahala. Sabda Rasulullah SAW : Apabila tiba
bulan Ramadhan, dibuka pintu-pintu Surga dan ditutup pintu-pintu Neraka
serta syaitan-syaitan dibelenggu. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits qudsi
Rasulullah SAW bersabda : Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, bau
mulut orang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau
minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, syahwatnya
semata-mata karena Aku. Puasa itu adalah bagiKu. Dan Aku sendirilah yang
akan memberikan pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi
pahala dengan sepuluh kali lipat kebajikan yang semisalnya. (HR. Bukhari
dari Abu Hurayrah).
***
Cinta Tapi Eror
Aduuuh.. parah nggak sih, kalo
cinta tapi eror? Saya sih nggak mau nuduh-nuduh sama kamu. Nggak mau
juga nuding-nuding siapa aja yang emang eror.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata eror yang diambil dari bahasa Inggris (error) ini
bermakna : kesalahan teratur, terjadi dalam pemerolehan atau belajar
bahasa. Bisa juga masuk dalam istilah hukum dengan makna : kesesatan
yang dapat menjadikan batalnya suatu perjanjian jika menyangkut sifat
pokok benda yang diperjanjikan.
Oke deh, kita nggak bakalan
ngebahas lebih lanjut soal bahasa tersebut. Kita maknai saja secara
sederhana bahwa eror atau error itu sebagai kesalahan. Nah, kalo
ngomongin cinta tapi eror, berarti cinta yang salah. Cinta yang keliru.
Kita cinta tapi salah atau keliru dalam memaknai cinta dan cara
mendapatkan cinta tersebut. Malah, bisa jadi kita cinta tapi nggak
nyambung dengan upaya untuk mendapatkan cinta tersebut.
Ambil contoh kayak sekarang nih,
saya yakin banyak banget dari kita yang berusaha dan berlomba untuk
meraih cinta di bulan Ramadhan ini, tapi kayaknya juga nggak tahu
caranya untuk meraih cinta tersebut. Sebagian mungkin bukan lagi nggak
tahu, tapi nggak mau tahu. Wah, gaswat itu namanya. Ada yang puasa biar
dapet pahala. Rela menahan rasa lapar dan haus. Bela-belain nggak
melakukan kegiatan berat dan bahkan minta ditambah jatah tidur. Tapi
lisannya sering nyakitin orang, lidahnya dipake ngegosip alias ngomongin
kejelekan orang, bahkan aktivitas pacaran tetep dilakuin meski
dikurangi frekuensi ketemuannya. Lha, itu sih, ngelaksanain satu
kewajiban sambil melanggar larangan lainnya.
Orang yang pacaran emang nggak
batal puasanya, kecuali pas pacaran mereka makan dan minum. Batal
puasanya karena makan dan minum di siang hari. Tapi aktivitas pacaran
bisa mengurangi pahala kita. Itu sebabnya, Rasulullah SAW bersabda :
"Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan
apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga." (HR. Ahmad).
Rugi banget! Rugi abis! Nggak
mau dong kita cuma dapetin lapar dan haus aja. Padahal, puasa itu
seharusnya menjadikan kita yang melaksanakannya mendapat predikat
orang-orang yang bertakwa. Allah SWT berfirman : Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. al-Baqarah [2] : 183).
Mana mungkin bisa ngedapetin
segala yang diberikan Allah SWT jika kita nggak ngikutin prosedur yang
ditetapkan oleh Allah SWT untuk meraih cintaNya? Plis deh.
Kalo kita pengen dapetin pahala
di bulan Ramadhan karena cinta kita kepada Allah SWT, maka untuk
negdapetin segala yang Allah berikan buat kita karena cintaNya kepada
kita, tentunya kita harus meraihnya dengan aturan yang sudah dijelaskan
melalui tuntunan Allah dan RasulNya. Kalo nggak, pasti cinta kita eror
deh. Tul nggak?
***
Allah Sayang Banget Sama Kita
Sobat muda muslim, alhamdulillah
sampai juga kita di Ramadhan ini. Bulan yang setiap harinya Allah
berikan kemudahan bagi kita untuk meraih pahala yang sudah disiapkan
untuk kita. Pahala yang banyak. Ampunan yang besar. Bahkan di bulan ini
pun Allah memberikan �super bonus� dengan diturunkannya Malam Kemuliaan
alias "Lailatul Qodar". Jika kita mendapatkannya dan ketika itu kita
sedang beribadah kepada Allah SWT, insya Allah pahala kita layaknya
orang yang beribadah selama 1000 bulan. Subhanallah.
Allah SWT berfirman (yang
artinya) : Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur�an) pada malam
kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan
itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat
dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. al-Qadr [97] :
1-5).
Abu Hurayrah ra berkata,
bersabda Rasulullah SAW : "Siapa saja yang bangun pada malam Qadr karena
dorongan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya
yang lalu." (HR. Bukhari, Muslim).
Lailatul Qadr adalah malam yang
penuh berkah dan rahmat dari Allah SWT. Oya, Qadr itu punya makna
al-Manzilah yang artinya kedudukan atau derajat. Selain itu qadr juga
bermakna asy-Syarif dengan arti kemuliaan. Tuh catet lho. Jangan lupa
ya…
Abu Bakar al-Warraq menjelaskan
tentang kenapa dinamai dengan Lailatul Qadr, beliau menyebutkan bahwa
alasannya adalah karena pada malam tersebut diturunkan sebuah kitab yang
mempunyai Qadr (kemuliaan) oleh malaikat yang mempunyai Qadr, kepada
Rasulullah SAW yang mulai dan untuk umat yang mulia pula. Subhanallah...
Entah, jika tidak ada Ramadhan,
mungkin kita kebingungan gimana caranya ngebersihin diri kita yang
banyak dosa ini. Ini sekaligus menunjukkan bahwa Allah SWT tuh sayang
banget sama kita, kaum muslimin. Karena dengan Ramadhan, kita bisa
berlomba meraih pahala yang tebarkan karena kecintaan Allah SWT kepada
orang-orang yang beriman. Dan, ada nilai plus lagi buat kita. Mumpung
diberikan kesempatan untuk menikmatinya, kita harus mengerahkan segala
daya upaya agar bisa meraih cintaNya. Agar kita menjadi orang-orang yang
bertakwa kepadaNya. So, nggak jaman lagi kalo ada di antara kita yang
nggak puasa, udah ketinggalan jaman kalo ada kita-kita yang puasanya
getol tapi pacarannya juga hot. Hih, amit-amit dah. Semoga kita
terhindar dari segala perbuatan maksiat yang bisa mengurangi atau bahkan
membakar pahala puasa kita jadi abu. Naudzubillahi min dzalik.
Sobat muda muslim, Emang sih,
kalo maksiat, meski di luar bulan Ramadhan tetep nggak boleh. Tepatnya
apapun jenis perbuatan maksiatnya, tetep haram untuk dilakukan.
Lebih-lebih di bulan Ramadhan, kayaknya lebih nggak pantes lagi kalo itu
dilakukan. Tul nggak? Itu sebabnya, jangan nekatz untuk melakukan
maksiat.
Kalo puasa nggak menjadikan kita
mawas diri, nggak menjadikan kita malu, bahkan nggak menjadikan kita
jadi anak shaleh, itu berarti ada "apa-apanya". Sebab, seharusnya kan
puasa bisa menjadi perisai kita dari berbuat yang nggak bener. Puasa
adalah tameng kita.
Sabda Rasulullah SAW : Puasa
adalah perisai (dari api neraka). Jika seseorang di antara kalian
berpuasa, janganlah berkata kotor dan bertengkar. Jika dimaki-maki orang
lain, katakanlah : �Saya sedang berpuasa�. (HR. Bukhari).
Diriwayatkan pula dari Abu
Hurayrah ra : Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa tidak meninggalkan
dusta dan berbuat buruk pada bulan Ramadhan, Allah tidak butuh kepada
usahanya meninggalkan makan dan minum. (HR. Bukhari).
Nah lho. Hadits tersebut
memberikan sinyal buat kita, bahwa kalo kita masih tetep kuat maksiat
meski sedang puasa, maka jangan harap kalo puasa kita mendapat berkah
dari Allah SWT. Ih, naudzubillahi min dzalik.